Dengan menyebut nama Allah yang maha Pengasih Maha Penyayang,
Dewasa ini begitu berkembang pemikiran-pemikiran baru yang lahir seiring dengan perkembangan teknologi dan juga era globalisasi. Sebagai seorang muslim tentunya perlu adanya sikap kehati-hatian jika tidak akan juga tergerus dengan pemikiran-pemikiran baru tersebut. Maksud saya kita sebagai seorang muslim mesti sebisa mungkin tetap mempertahankan pemikiran islam yang orisinal sesuai ajaran Rosulullah. Perlu diingat bahwa suatu amal akan diterima jika amal itu memenuhi dua syarat yakni ditujukan karena Allah semata dan sesuai dengan ajaran Rosul.
Oke kawan penting rasanya kalau membahas yang nama pemikiran-pemikiran baru yang bisa merusak pemikiran orisinal islam jika tidak diantisipasi sejak dini. Pemikiran baru itu biasa disebut SIPILIS, itu adalah sebuah singkatan dari Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme. Maka pada kesempatan kali ini ijinkan saya membahas pada poin ketiga liberalisme.
Mencermati berbagai perkembangan liberal di kalangan umat islam, setidaknya ada tiga aspek penting dalam islam yang sedang gencar mengalami liberalisasi saat ini, yaitu:
- Syariat islam, dilakukan dengan perubahan metodologi ijtihad
- Al-qur’an dan tafsir Al-qur’an, dengan melakukan dekonstruksi konsep wahyu dalam islam dan penggunaan hermeneutika dalam penafsiran Al-qur’an
- Aqidah islam, dengan penyebaran paham pluralism Agama.
1. Dalam aspek syariat, berbagai hokum-hukum yang tetap (qath’iy) dibongkar dan diubah untuk disesuaikan dengan zaman, seperti hokum perzinahan, hokum homoseksual, hokum murtad, perkawinan antaragama dan sebagainya. Bagi kaum liberal, maka tidak ada yang tetap dalam agama, sebab mereka memandang agama adalah bagian dari proses dinamika sejarah, sebagaimana kaum yahudi dan nasrani liberal dalam memandang agama mereka. Padahal asal kita tahu sendiri islam bukanlah agama evolutif, yang berkembang mengikuti zaman. Agama sudah sempurna sejak awal (QS: Al-maidah 3) “…pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu dan telah Aku Cukupkan nikmatKu bagimu, dan telah Aku Ridhai Islam sebagai agamamu…. “ sejak lahirnya islam sudah dewasa bukan lahir bayi lalu berkembang menjadi dewasa sebagaimana agama-agama sejarah dan budaya seperti Yahudi, nasrani dan sebagainya. Oleh karena itu kawanku semua bahwa konsep dasar aqidah dan ritual (ibadah) dalam islam sudah bersifat final tanpa adanya babak penyisihan ataupun knockout lagi hehe maaf lagi demam bola oke focus lagi jadi kesimpulannya islam adalah bukan agama sejarah camkan itu.
2. Selanjutnya dalam aspek Al-qur’an umat islam khususnya kita warga Indonesia juga sedang memasuki babak baru , dengan dikembangkannya metode studi kritik Qur’an, mengikuti metode studi kritik Bibel. Desakralisasi Al-qur’an sedang dilakukan dengan massif. Kasus penginajakan lafal Allah di IAIN Surabaya, untuk dicermati dalam kasus ini adalah cara pikir dengan penuh kesadaran menginjak lafal Allah itu merupakan sebuah cara piker yang salah dan sangat naïf. Tapi dari cara berpikir yang memandang Qur’an sebagai produk budaya itulah sehingga ia melakukan tindakan menginjak lafal Allah. Dia bukan sedang bersandiwara, dia telah membuktikan dengan ilmu yang salah melahirkan tindakan yang salah. Inilah sebuah contoh, dahsyatnya sebuah kerusakan ilmu,
3. Pluralisme agama berarti bahwa semua agama adalah jalan yang sama-sama sah menuju Tuhan yang sama. Jadi menurut paham ini, semua agama adalah jalan yang berbeda-beda menuju Tuhan yang sama bias dikatakan Tuhan siapa pun namaNya tidak menjadi masalah. Perkataan “ semua agama benar “ atau “ semuanya benar” juga tidak secara konsisten oleh pengusung ide pluralism agama, karena pada saat yang sama mereka juga merasa benar sendiri dan menyalahkan para pemeluk agama yang meyakini kebenaran agamanya masing-masing.
Sebagai informasi saja buat kawanku semuanya ternyata paham liberal itu bagai jamur di kala musim hujan dimana pahamnya begitu berkembang pesat tidal lagi pada lingkungan yang jauh dari agama melainkan yang sehari-hari bergelut dalam mempelajari seperti kasus penginjakan lafal Allah di IAIN. Youp dalam kalangan perguruan tinggi semisal IAIN atau sekarang berubah menjadi UIN itulah paham itu tumbuh subur terutama di pucuk pimpinannya walaupun minoritas namun dampaknya begitu besar. Beberapa tokoh liberal antara lain Mukti Ali, gus dur, nurcholish madjid, syarif hidayatullah dan masih banyak lagi.
Moslem_dcx @home