Selasa, 28 Desember 2010

freedom islam

Bismillah...

Dengan menyebut nama Allah yang maha Pengasih Maha Penyayang,

Dewasa ini begitu berkembang pemikiran-pemikiran baru yang lahir seiring dengan perkembangan teknologi dan juga era globalisasi. Sebagai seorang muslim tentunya perlu adanya sikap kehati-hatian jika tidak akan juga tergerus dengan pemikiran-pemikiran baru tersebut. Maksud saya kita sebagai seorang muslim mesti sebisa mungkin tetap mempertahankan pemikiran islam yang orisinal sesuai ajaran Rosulullah. Perlu diingat bahwa suatu amal akan diterima jika amal itu memenuhi dua syarat yakni ditujukan karena Allah semata dan sesuai dengan ajaran Rosul.

Oke kawan penting rasanya kalau membahas yang nama pemikiran-pemikiran baru yang bisa merusak pemikiran orisinal islam jika tidak diantisipasi sejak dini. Pemikiran baru itu biasa disebut SIPILIS, itu adalah sebuah singkatan dari Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme. Maka pada kesempatan kali ini ijinkan saya membahas pada poin ketiga liberalisme.

Mencermati berbagai perkembangan liberal di kalangan umat islam, setidaknya ada tiga aspek penting dalam islam yang sedang gencar mengalami liberalisasi saat ini, yaitu:

- Syariat islam, dilakukan dengan perubahan metodologi ijtihad

- Al-qur’an dan tafsir Al-qur’an, dengan melakukan dekonstruksi konsep wahyu dalam islam dan penggunaan hermeneutika dalam penafsiran Al-qur’an

- Aqidah islam, dengan penyebaran paham pluralism Agama.

1. Dalam aspek syariat, berbagai hokum-hukum yang tetap (qath’iy) dibongkar dan diubah untuk disesuaikan dengan zaman, seperti hokum perzinahan, hokum homoseksual, hokum murtad, perkawinan antaragama dan sebagainya. Bagi kaum liberal, maka tidak ada yang tetap dalam agama, sebab mereka memandang agama adalah bagian dari proses dinamika sejarah, sebagaimana kaum yahudi dan nasrani liberal dalam memandang agama mereka. Padahal asal kita tahu sendiri islam bukanlah agama evolutif, yang berkembang mengikuti zaman. Agama sudah sempurna sejak awal (QS: Al-maidah 3) “…pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu dan telah Aku Cukupkan nikmatKu bagimu, dan telah Aku Ridhai Islam sebagai agamamu…. “ sejak lahirnya islam sudah dewasa bukan lahir bayi lalu berkembang menjadi dewasa sebagaimana agama-agama sejarah dan budaya seperti Yahudi, nasrani dan sebagainya. Oleh karena itu kawanku semua bahwa konsep dasar aqidah dan ritual (ibadah) dalam islam sudah bersifat final tanpa adanya babak penyisihan ataupun knockout lagi hehe maaf lagi demam bola oke focus lagi jadi kesimpulannya islam adalah bukan agama sejarah camkan itu.

2. Selanjutnya dalam aspek Al-qur’an umat islam khususnya kita warga Indonesia juga sedang memasuki babak baru , dengan dikembangkannya metode studi kritik Qur’an, mengikuti metode studi kritik Bibel. Desakralisasi Al-qur’an sedang dilakukan dengan massif. Kasus penginajakan lafal Allah di IAIN Surabaya, untuk dicermati dalam kasus ini adalah cara pikir dengan penuh kesadaran menginjak lafal Allah itu merupakan sebuah cara piker yang salah dan sangat naïf. Tapi dari cara berpikir yang memandang Qur’an sebagai produk budaya itulah sehingga ia melakukan tindakan menginjak lafal Allah. Dia bukan sedang bersandiwara, dia telah membuktikan dengan ilmu yang salah melahirkan tindakan yang salah. Inilah sebuah contoh, dahsyatnya sebuah kerusakan ilmu,

3. Pluralisme agama berarti bahwa semua agama adalah jalan yang sama-sama sah menuju Tuhan yang sama. Jadi menurut paham ini, semua agama adalah jalan yang berbeda-beda menuju Tuhan yang sama bias dikatakan Tuhan siapa pun namaNya tidak menjadi masalah. Perkataan “ semua agama benar “ atau “ semuanya benar” juga tidak secara konsisten oleh pengusung ide pluralism agama, karena pada saat yang sama mereka juga merasa benar sendiri dan menyalahkan para pemeluk agama yang meyakini kebenaran agamanya masing-masing.

Sebagai informasi saja buat kawanku semuanya ternyata paham liberal itu bagai jamur di kala musim hujan dimana pahamnya begitu berkembang pesat tidal lagi pada lingkungan yang jauh dari agama melainkan yang sehari-hari bergelut dalam mempelajari seperti kasus penginjakan lafal Allah di IAIN. Youp dalam kalangan perguruan tinggi semisal IAIN atau sekarang berubah menjadi UIN itulah paham itu tumbuh subur terutama di pucuk pimpinannya walaupun minoritas namun dampaknya begitu besar. Beberapa tokoh liberal antara lain Mukti Ali, gus dur, nurcholish madjid, syarif hidayatullah dan masih banyak lagi.

29-12-10

Moslem_dcx @home

Kamis, 29 Juli 2010

Materi Halaqah 2

RISALAH PEMUDA ISLAM

TUJUAN

Peserta memahami pentingnya masa muda

Peserta mengetahui cara mengembangkan potensi pemuda Islam

Peserta termotivasi memanfaatkan potensinya dalam aktifitas yang Islami

METODA PENDEKATAN

Tak dapat disangkal lagi bahwa eksistensi pemuda Islam dalam kehidupan amat penting, karena merekalah yang memiliki potensi untuk mewarnai perjalanan sejarah umat manusia pada umumnya.Semua ideologi yang berorientasi pada strategi revolusi, menganggap pemuda sebagai tenaga paling revolusioner karena secara psikologis manusia mencapai puncak hamasah (gelora semangat) dan quwwatul jasad (kekuatan fisik) pada usia muda.Hal tersebut menumbuhkan semangat pergerakan, perubahan, bukan stagnasi ataupun status quo.Dalam setiap kurun waktu, kemarin, kini dan esok, pemuda senantiasa berdiri di garis terdepan.Baik sebagai pembela kebenaran yang gigih ataupun sebagai pembela kebatilan yang canggih.

Di dalam al-Qur’an peran pemuda diungkapkan dalam kisah Ashabul Kahfi [18:19-22], kisah pemuda Ibrahim [21:60,69 dan 2:258] dan pemuda yang dibunuh oleh Ashabul Uhdud [lihat tafsir Ibnu Katsir QS. Al-Buruuj] dan para Assabiqunal Awwalun pada umumnya berusia muda.

Pentingnya memanfaatkan masa muda digambarkan dalam hadits Rasulullah SAW sbb:”Manfaatkanlah yang lima sebelum datang yang lima: masa mudamu sebelum datang masa tuamu; masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu; masa kayamu sebelum datang masa miskinmu; masa hidupmu sebelum datang masa matimu; masa luangmu sebelum datang masa sibukmu.” [HR. al-Baihaqi]

Bagaimana potensi pemuda itu dapat dikembangkan dalam bingkai Islam? Setidaknya mereka dituntut melaksanakan sepuluh risalahnya:

1. Memahami Islam

Mustahil pemuda dapat memuliakan Islam kalau mereka sendiri tidak memahami Islam [ QS Al Fatir (35):28 dan QS Al Mujadillah (58):11].

“Siapa yang dikehendaki Allah akan mendapat kebaikan, maka dipandaikan dalam agama.” [HR. Bukhari-Muslim]

“Dunia ini terkutuk dan segala isinya terkutuk kecuali dzikrullah dan yang serupa itu dan orang alim dan penuntut ilmu.” [HR.At-Tirmizi]

2. Mengimani segenap ajaran Islam

Iman kepada Allah dan Rasul-Nya pada hakikatnya merupakan sebuah sikap mental patuh dan tunduk [23:51].Tunduk patuh berlandaskan cinta kepada-Nya [ QS Al Baqoroh (2):165] dan ittiba’ (mengikuti) Rasul-Nya [ QS Al Imron (3):31 dan QS An Najm (53) :3-4].

3. Mengamalkan dan mendakwahkan Islam

Ciri orang yang tidak mengalami kerugian (khusrin) dalam hidup adalah senantiasa mengamalkan dan mendakwahkan Islam [103:1-3; 41:33; 3:110; 9:71; 5:78-79].

“Barangsiapa menyeru kepada kebaikan maka ia akan memperoleh pahala sepadan dengan orang yang mengerjakannya.” [HR.Muslim]

4. Berjihad di jalan Islam

Jihad adalah salah satu hal yang diwajibkan Allah kepada kaum muslimin.Said Hawa membagi jihad menjadi lima macam:

· Jihad lisaani, menyampaikan dakwah Islam kepada orang-orang kafir, munafik dan fasiq yang disertai dengan hujjah (argumentasi) yang dicontohkan oleh Nabi SAW [5:62].

· Jihad maali atau jihad dengan harta [49:15; 9:111].Jihad dengan harta merupakan bagian vital bagi jihad yang lainnya, karena dakwah memerlukan sarana dan prasarana.

· Jihad bilyad wan nafs atau jihad dengan tangan /kekuasaan dan jiwa [22:39, 2:190, 8:39, 9:36].Termasuk dalam jihad ini adalah menentang orang kafir, usaha mempertahankan diri terhadap serangan mereka, berusaha mengusir mereka dari bumi Islam, memerangi kaum murtad dalam negeri Islam, melawan pemberontak atau pembangkang atas negara Islam.

· Jihad siyaasi atau jihad politik.

· Jihad tarbawi/ta’limi, yakni bersungguh-sungguh mengajarkan, menyampaikan ilmu dan mendidik orang-orang yang ingin memahami Islam [3:79].

5. Sabar dan istiqomah di atas jalan Islam

[21:83-85, 38:41-44, 37:100-107, 21:68-69, 71:5-9].

Keimanan harus dilanjutkan dengan kesabaran dan istiqomah.”Keyakinan dalam iman haruslah secara bulat dan kesabaran itu setengah dari iman.” [HR. Abu Nu’aim].

6. Mempersaudarakan manusia dalam ikatan Islam

Pemuda seharusnya berperan dalam menjalin ukhuwah Islamiyah sesama muslim [8:63, 59:9]. “Setiap mukmin yang satu bagi mukmin lainnya bagaikan suatu bangunan, antara satu dengan yang lain saling mengokohkan.” [Al-Hadits]

7. Menggerakkan dan mengarahkan potensi umat Islam

Potensi umat Islam perlu diarahkan ke dalam amal jama’i secara efektif dan efisien [3:146]

8. Optimis terhadap masa depan Islam

Pemuda Islam tak boleh memiliki jiwa pesimis.Sebaliknya harus optimis akan hasil perjuangan dan pertolongan serta balasan dari Allah SWT.Hanya orang kafirlah yang memiliki sifat pesimis [12:87, 15:56].

9. Introspeksi diri (muhasabah) terhadap segala aktifitas yang telah dilakukan

Introspeksi dan evaluasi dimaksudkan agar pemuda tidak mengulang kesalahan yang sama di hari mendatang, tidak terjebak dengan permasalahan yang sama dan mampu memperbaiki diri ke arah yang lebih baik [13:11].

“Seorang yang sempurna akalnya ialah yang mengoreksi dirinya dan bersiap dengan amal sebagai bekal untuk mati.” [HR.At-Tirmizi].

10. Ikhlas dalam segenap pengabdian di jalan Islam

Memurnikan niat karena Allah dalam ibadah dan jihad merupakan masalah fundamental agar amal itu diterima sekaligus sukses.

“Sesungguhnya Allah menolong umat ini hanya karena orang-orang yang lemah di antara mereka yaitu dengan dakwah, shalat dan ikhlas mereka.” [HR. An-Nasai dari Sa’ad bin Abi Waqash]

REFERENSI

Majalah Islam “Sabili”, No.33/11 Januari 1991

Husni Adham Jarror, Bercinta dan Bersaudara karena Allah, GIP

Dr.Muh.Ibrahim An-Nashr, Dr.Yusuf Al-Qardhawi dan Said Hawa, Berjuang di jalan Allah, GIP