Kamis, 29 Juli 2010

Materi Halaqah 2

RISALAH PEMUDA ISLAM

TUJUAN

Peserta memahami pentingnya masa muda

Peserta mengetahui cara mengembangkan potensi pemuda Islam

Peserta termotivasi memanfaatkan potensinya dalam aktifitas yang Islami

METODA PENDEKATAN

Tak dapat disangkal lagi bahwa eksistensi pemuda Islam dalam kehidupan amat penting, karena merekalah yang memiliki potensi untuk mewarnai perjalanan sejarah umat manusia pada umumnya.Semua ideologi yang berorientasi pada strategi revolusi, menganggap pemuda sebagai tenaga paling revolusioner karena secara psikologis manusia mencapai puncak hamasah (gelora semangat) dan quwwatul jasad (kekuatan fisik) pada usia muda.Hal tersebut menumbuhkan semangat pergerakan, perubahan, bukan stagnasi ataupun status quo.Dalam setiap kurun waktu, kemarin, kini dan esok, pemuda senantiasa berdiri di garis terdepan.Baik sebagai pembela kebenaran yang gigih ataupun sebagai pembela kebatilan yang canggih.

Di dalam al-Qur’an peran pemuda diungkapkan dalam kisah Ashabul Kahfi [18:19-22], kisah pemuda Ibrahim [21:60,69 dan 2:258] dan pemuda yang dibunuh oleh Ashabul Uhdud [lihat tafsir Ibnu Katsir QS. Al-Buruuj] dan para Assabiqunal Awwalun pada umumnya berusia muda.

Pentingnya memanfaatkan masa muda digambarkan dalam hadits Rasulullah SAW sbb:”Manfaatkanlah yang lima sebelum datang yang lima: masa mudamu sebelum datang masa tuamu; masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu; masa kayamu sebelum datang masa miskinmu; masa hidupmu sebelum datang masa matimu; masa luangmu sebelum datang masa sibukmu.” [HR. al-Baihaqi]

Bagaimana potensi pemuda itu dapat dikembangkan dalam bingkai Islam? Setidaknya mereka dituntut melaksanakan sepuluh risalahnya:

1. Memahami Islam

Mustahil pemuda dapat memuliakan Islam kalau mereka sendiri tidak memahami Islam [ QS Al Fatir (35):28 dan QS Al Mujadillah (58):11].

“Siapa yang dikehendaki Allah akan mendapat kebaikan, maka dipandaikan dalam agama.” [HR. Bukhari-Muslim]

“Dunia ini terkutuk dan segala isinya terkutuk kecuali dzikrullah dan yang serupa itu dan orang alim dan penuntut ilmu.” [HR.At-Tirmizi]

2. Mengimani segenap ajaran Islam

Iman kepada Allah dan Rasul-Nya pada hakikatnya merupakan sebuah sikap mental patuh dan tunduk [23:51].Tunduk patuh berlandaskan cinta kepada-Nya [ QS Al Baqoroh (2):165] dan ittiba’ (mengikuti) Rasul-Nya [ QS Al Imron (3):31 dan QS An Najm (53) :3-4].

3. Mengamalkan dan mendakwahkan Islam

Ciri orang yang tidak mengalami kerugian (khusrin) dalam hidup adalah senantiasa mengamalkan dan mendakwahkan Islam [103:1-3; 41:33; 3:110; 9:71; 5:78-79].

“Barangsiapa menyeru kepada kebaikan maka ia akan memperoleh pahala sepadan dengan orang yang mengerjakannya.” [HR.Muslim]

4. Berjihad di jalan Islam

Jihad adalah salah satu hal yang diwajibkan Allah kepada kaum muslimin.Said Hawa membagi jihad menjadi lima macam:

· Jihad lisaani, menyampaikan dakwah Islam kepada orang-orang kafir, munafik dan fasiq yang disertai dengan hujjah (argumentasi) yang dicontohkan oleh Nabi SAW [5:62].

· Jihad maali atau jihad dengan harta [49:15; 9:111].Jihad dengan harta merupakan bagian vital bagi jihad yang lainnya, karena dakwah memerlukan sarana dan prasarana.

· Jihad bilyad wan nafs atau jihad dengan tangan /kekuasaan dan jiwa [22:39, 2:190, 8:39, 9:36].Termasuk dalam jihad ini adalah menentang orang kafir, usaha mempertahankan diri terhadap serangan mereka, berusaha mengusir mereka dari bumi Islam, memerangi kaum murtad dalam negeri Islam, melawan pemberontak atau pembangkang atas negara Islam.

· Jihad siyaasi atau jihad politik.

· Jihad tarbawi/ta’limi, yakni bersungguh-sungguh mengajarkan, menyampaikan ilmu dan mendidik orang-orang yang ingin memahami Islam [3:79].

5. Sabar dan istiqomah di atas jalan Islam

[21:83-85, 38:41-44, 37:100-107, 21:68-69, 71:5-9].

Keimanan harus dilanjutkan dengan kesabaran dan istiqomah.”Keyakinan dalam iman haruslah secara bulat dan kesabaran itu setengah dari iman.” [HR. Abu Nu’aim].

6. Mempersaudarakan manusia dalam ikatan Islam

Pemuda seharusnya berperan dalam menjalin ukhuwah Islamiyah sesama muslim [8:63, 59:9]. “Setiap mukmin yang satu bagi mukmin lainnya bagaikan suatu bangunan, antara satu dengan yang lain saling mengokohkan.” [Al-Hadits]

7. Menggerakkan dan mengarahkan potensi umat Islam

Potensi umat Islam perlu diarahkan ke dalam amal jama’i secara efektif dan efisien [3:146]

8. Optimis terhadap masa depan Islam

Pemuda Islam tak boleh memiliki jiwa pesimis.Sebaliknya harus optimis akan hasil perjuangan dan pertolongan serta balasan dari Allah SWT.Hanya orang kafirlah yang memiliki sifat pesimis [12:87, 15:56].

9. Introspeksi diri (muhasabah) terhadap segala aktifitas yang telah dilakukan

Introspeksi dan evaluasi dimaksudkan agar pemuda tidak mengulang kesalahan yang sama di hari mendatang, tidak terjebak dengan permasalahan yang sama dan mampu memperbaiki diri ke arah yang lebih baik [13:11].

“Seorang yang sempurna akalnya ialah yang mengoreksi dirinya dan bersiap dengan amal sebagai bekal untuk mati.” [HR.At-Tirmizi].

10. Ikhlas dalam segenap pengabdian di jalan Islam

Memurnikan niat karena Allah dalam ibadah dan jihad merupakan masalah fundamental agar amal itu diterima sekaligus sukses.

“Sesungguhnya Allah menolong umat ini hanya karena orang-orang yang lemah di antara mereka yaitu dengan dakwah, shalat dan ikhlas mereka.” [HR. An-Nasai dari Sa’ad bin Abi Waqash]

REFERENSI

Majalah Islam “Sabili”, No.33/11 Januari 1991

Husni Adham Jarror, Bercinta dan Bersaudara karena Allah, GIP

Dr.Muh.Ibrahim An-Nashr, Dr.Yusuf Al-Qardhawi dan Said Hawa, Berjuang di jalan Allah, GIP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar